Detail Cantuman
Advanced Search
Text
Pasar
Kuntowijoyo dikenal sebagai sejarawan yang menghasilkan banyak karya. Selain sebagai sejarwan, Kuntowijoyo juga dukenal sebagai sastrawan. Salah satu karya Kuntowijoyo sebagai seorang sastawan adalah novel yang berjudul Pasar. Pasar adalah salah satu karya Kuntowijoyo yang membahas pewarisan nilai-nilai budaya masyarakat Jawa. Novel ini berlatar sebuah Pasar kampung yang menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat sekitarnya. Pada bagian awal, Kuntowijoyo membangun cerita dengan bahasa yang agak sulit dipahami oleh orang awam, namun semakin lama kita membaca, kita semakin paham bagaimana Kuntowijoyo dalam bersastra.
Pasar bercerita tentang kehidupan seorang mantri pasar yang akrab disapa Pak Mantri Pasar. Pak Mantri dikenal sebagai seorang piyayi yang sangat dihormati oleh warga pasar. Tak ada satupun penghuni pasar yang mengenal Pak Mantri. Sifatnya, unggah-ungguhya, menggambarkan Ia adalah sosok yang njawani. Pak Mantri memiliki seorang bawahan yang bernama Paijo, yang selain membantu Pak Mantri, Ia juga bekerja sebagai tukang karcis di pasar itu. Paijo digambarkan sebagai ‘orang kecil’ yang nasibnya sering apes. Cerita ‘Pasar’ dibangun melalui konflik antara Pak Mantri dengan Kasan Ngali, seorang pedagang kaya di Pasar tersebut. Kasan Ngali merupakan gambaran orang kaya yang menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang Ia inginkan. Disinilah alur cerita Pasar dimulai.
Sebagai orang yang bertanggungjawab di Pasar, Pak Mantri merasa terganggu oleh kelakuan Kasan Ngali. Mula-mula Kasan Ngali menggoda Siti Zaitun, pegawai Bank di pasar tersebut, kemudian mendirikan Pasar Baru di halaman rumahnya yang luas, hingga mendirikan Bank Kredit untuk menandingi Bank milik Siti Zaitun. Pak Mantri selalu terlibat konflik dengan Kasan Ngali, namun mereka tak pernah mau bertatap muka apalagi saling bertemu. Sementara yang menjadi penghubung diantara keduanya adalah Paijo. Ya, Paijo yang merupakan tukang karcis pasar. Sebagai bawahan, Paijo selalu ditugaskan baik oleh Pak Mantri dan sering pula diperintah oleh Kasan Ngali. Hal tersebut menjadikannya seperti bola ping-pong dan menjadi sasaran amarah keduanya. Namun permasalahan paling mendasar dalam cerita novel Pasar adalah burung-burung pak Mantri. Ya, burung-burung peliharaan Pak Mantri yang jumlahnya tak terhitung itu merupakan pemicu konflik di Pasar. Ia diterbangkan bebas, memakan barang dagangan, dan meninggalkan kotoran dimana-mana. Disini kita dapat melihat bagaimana setiap orang menyelesaikan masalah itu. Kasan Ngali sebagai orang kaya menyelesaikan masalah itu dengan membeli semua burung Paijo. Sebagai bawahan Pak Mantri, Ia mananggapi hal itu dengan tetap menjalankan perintah Pak Mantri. Reaksi penghuni pasar lebih brutal, mereka mengejar burung-burung dan membunuhnya. Dan bagaiamana aparat negara menyelesaikan masalah ‘sepele’ itu? mereka acuh tak acuh.
Barangkali melalui ‘Pasar’, Kuntowijoyo ingin menyampaikan sebuah pesan kepada kita tentang gambaran masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Ia ingin menyampaikan kepada kita bahwa status priyayi kini tak lagi disegani oleh masyarakat, karena kini orientasi masyarakat desa hanya kepada uang. Sementara jabatan dan status sosial, menjadi nomor dua. Ia ingin memberitahu kepada pembaca bahwa begitulah nasib orang kecil, yang diperankan oleh Paijo. Ia selalu menjadi suruhan orang-orang besar dan selalu menjadi orang yang disalahkan. Kuntowijoyo juga ingin berpesan kepada pembaca bahwa, seperti Kasan Ngali lah orang kaya itu melakukan hal semaunya sendiri dan beranggapan bahwa semua bisa dibeli dengan uang. Bahkan Ia mampu menjadi saingan Pak Mantri, untuk menjadi orang paling berpengaruh di Pasar. Kuntowijoyo juga ingin memberi gambaran kepada kita tentang aparatur negara yang tak becus menjalankan tugasnya, yang dalam imajinasi saya, mungkin Ia (Kuntowijoyo, ed) ingin berpesan kepada kita “seperti itulah aparat negara kita, tak tahu apa kerjanya, yang dipikirkan hanya gajinya saja”.
“Novel ini menceritakan proses pewarisan nilai-nilai Jawa dan perubahan sosial di sebuah kota kecamatan. Benturan tokoh-tokohnya, yang mewakili kelas priayi agraris, wong cilik, birokrat, dan pedagang kapitalis dikisahkan dengan segar dan jenaka” begitu kalimat yang tertulis dibelakang sampul buku tersebut. Walau menggunakan bahasa yang sulit dipahami diawal ceritanya, namun novel ‘Pasar’ karya Kuntowijoyo merupakan karya sastra yang luar biasa yang mampu menyampaikan pesan tersirat kepada pembaca.
Ketersediaan
B240169 | 813 KUN p | Perpustakaan SMP (800) | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
813 KUN p
|
Penerbit | Bentang Budaya : Yogyakarta., 2002 |
Deskripsi Fisik |
366 hlm.;21 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-3062-43-6
|
Klasifikasi |
813
|
Tipe Isi |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain